Saturday, January 19, 2013

Teaching Bahasa in Mornington, Victoria, Australia 2008

Teaching Bahasa and Indonesian Culture in Australiaa..wohooo






Menjadi guru bantu di Mornington Secondary School tidaklah mudah, saya harus mempersiapkan materi ajar setiap malam, memikirkan apa ya kira-kira yang akan membuat murid-murid kelas bahasa indonesia semakin tertarik belajar bahasa dan kebudayaan Indonesia???? Selama saya berada di Mornington Secondary School, ada fakta menyedihkan yaitu...ketika LOTE Program (Learning Other Language Than English) diwajibkan untuk memilih antara dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang di kelas 7 - 9, ada banyak murid-murid yang mengambilnya karena sifatnya wajib. (FYI tiap sekolah kebijakan pilihan bahasa asing berbeda, ada French or German, or Mandarin etc). Kebetulan di MSC pilihannya adalah Bahasa Indonesia dan Jepang. Di Australia setelah kita menginjak year 10, kita dibebaskan untuk meninggalkan mata pelajaran yang di year 7-9 diwajibkan itu, karena mungkin kita tidak tertarik atau mau lebih mendalami mata pelajaran lain seperti Cooking, Pshycology, Science etc.
Naaaah faktanya karena sudah tidak diwajibkan untuk belajar Bahasa Indonesia ataupun Jepang di year 10, akhirnya jumlah murid kelas Bahasa Indonesia semakin menurun, contohnya year 10 ada 15 orang, year 11 ada 10 orang dan year 12 ada 6 orang (huhuhuhu), sementara di kelas Bahasa Jepang walaupun ada penurunan tapi tidak sesedikit kelas Bahasa Indonesia ini..huhuhuhuhu sedih yaaaaaaaaaaa.....

Anyway, usut punya usut, setelah tanya sana sani, tanya guru Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia, dam murid-murid, muncul suatru wacana yaitu..ketika mereka belajar bahasa Jepang, mereka juga dapat mempraktekkannya dengan Studytour bersama Kelas Bahasa Jepang mereka untuk berkunjung ke Jepang, dan bahkan pemerintah Jepangpun mensubsidi biaya Studytour tersebut, oleh karena itu beban biaya yang dibayarkan murid-murid tidak ada artinya alias sangat sedikit sekali (muraaaah). Dan pemerintah Jepang menjamin bahwa negara mereka aman untuk dikunjungi murid-murid Australia tersebut.
Beralih ke Indonesia, pada waktu saya disana tahun 2008, pemerintah Australia masih saja memberlakukan travel warning yag sudah bertahun-tahun lamanya untuk orang Australia berkinjung ke Indonesia, nah itulah salah satu faktor kenapa mereka memilih belajar Bahasa Jepang, karena mereka tidak bisa berkunjung ke indonesia dengan adanya travel warning (ini beda ya sama bule-bule Australia yang nekat ke Indonesia walaupun travel warning, karena jika terjadi apa-apa di Indonesia tidak akan ditanggung pemerintah Australia karena jelas ada travel warning, ini kasusnya adalah murid-murid yang berada di dalam tanggung jawab sekolah mereka, dan sekolah sebagai suatu instansi mematuhi aturan travel warning tersebut). Menurut guru Bahasa indonesia, Ibu Sue Roberts, terakhir murid-murid bisa berkunjung ke indonesia adalah tahun 2000 sebelum adanya bom bali.

Mendengar itu semua, sedih banget yaaaaaa padahal kita negara yang tetanggaan tapi murid-murid itu gak bisa untuk datang langsung kesini. Dari permasalahan itu munculah program-program pengajaran bahasa dan kebudayaan yang akan saya ajarkan di MSC. Tidak hanya menjadi teman berbicara untuk mereka (well, in this case, i'm native speaker lho heheheh sombong dikit), kalo di Indonesia kan bule-bule itu jadi native speaker, kalo disini giliran saya dooongggg....Saya juga mengajarkan bagaimana membuat batik, ini sudah saya persiapkan dari Indoesia, pantas bagasi hampir over, soalnya saya bawa canting banyaaak (alat untuk mengaplikasi malam), kemudian malam (bee wax), kain, pewarna batik warna dasar soga, merah, biru..
Untuk batik saya mengajar di year 11 and 12 saja, karena mereka sudah lebih mature dan well-behave, nah kalo year 7 masih pada pethakilan hahahahahhahah...
SO, buat yang pethakilan saya ngajar nari betawi seperti ngibing heheheh...atau pencak silat..
Lucunya guru Bahasa Indonesia di MSC tidak ada yang orang Indonesia, Ibu Sue orang Australia dan Pak Sun orang Malaysia, so I was the only one Indonesian in MSC yaay
Hari-hari saya diisi dengan mengajar Bahasa dan Budaya Indonesia, i'm not the expert but at least I try to be the best representative of my country, give all i have, so proud to be Indonesian :p

No comments:

Post a Comment