(Indonesian cultural night)
Hari-hari di sekolah selain diisi dengan mengajar bahasa dan budaya Indonesia, diisi dengan partisipasi saya mengikuti mata pelajaran yang ditawarkan. Saya memilih untuk masuk ke kelas History, Cooking, Art dan Health. Ternyata di Australia ada mata pelajaran tersebut, bahkan ada mata pelajaran textile (cocok untuk yang suka fashion). Waaaahhh andaikan di Indonesia seperti ini, pasti sekolah tidak akan membosankan. Saat History Class diisi dengan menonton film lalu didiskusikan, Health class mendiskusikan juga kesehatan repoduksi, mereka sudah dapat itu dari SD, lah di Indonesia mau disampaikan secara rutin di SMA aja perjuangannyaa susah minta ampunnnn.
Sekolah disini sama sekali tidak terasa, karena memang kita bebas memilih untuk belajar apa yang kita suka setelah kita menginjak year 10. Dan satuhal yang saya pelajari disini, dont judge people by their look or even behaviour, because we never know what inside them. Ahahahay kenapa saya bilang begitu????? Ok, jadi pas health class, ada segerombolan cowok year 12, duduk dengan kaki naik diatas meja, rambut gondrong, sambil dengerin ipod dan ngunyah premen karet... ihhhh nyebelin banget kan yaa, dengan keadaan ada guru boo di depan kita. Kalau di Indonesia, kebayang gak sih anak ini udah diapain..hmm bisa jadi dijewer, atau suruh lari keliling lapangan????? it's not gonna happen there....karena mencubit atau menjewer murid sudah menjadi satu kekerasan, bisa dituntut (seremmm kan), so hampir gak ada guru yang menerapkan metode cubit or jewer apalagi pukul! Terus, yang mebuat saya terpana adalah cowok cowok urakan ini ternyata sangat pinter dan aktif di kelas (ehm), mereka bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan guru, berpendapat dan membantah apabila mereka tidak setuju dan ternyata mereka sering dapat nilai A. Woooooooooooow kalo di indonesia, cowok-cowok kayak ini, yang terbayangkan adalah bodoh, sering bolos, tukang berantem, tukang berkelahi, ahh gak banget yaaaaaaaaa..istilahnya ora wangun!
So akhirnya saya tidak memandang mereka sebelah mata hehehehehhehehe malah takjub!
Anak-anak kelas Indonesia sepakat untuk membuat Indonesian movie club, untung saya bawa banyak film Indonesia yang bagus seperti Denias, Berbagi Suami, atau film-film Indonesia yang cinta-cintaan. Ternyata mereka seneng bangeeeeeeeeet. Gak cuma itu, kita juga buat Indonesia Cultural Night, yang diisi oleh anak-anak itu, ada radio interview dalam bahasa indonesia, ada tarian betawi dan ada juga lagu-lagu indonesia. Oya hasil batik mereka juga dipamerkan disini. Penonton seneng, guru-guru juga seneng, saya bahkan langsung duberi hadiah sama Pak Kepala Sekolah heheheheh karena udah berhasil mengajak anak-anak aktif berpartisipasi.
Lucu-lucu banget anak-anak yang ngibing lagunya Benyamin-Ondel Ondel, dari pagi udah ribut minta pake kostum karena pengen pake kebaya encim, malah yang cowok pengen pake kebaya jugaa...hahahhahahah...gak sia-sia latihan tiap hari, performancenya ok juga!
Hal yang saya amati dan tidak kalah pentingnya, anak-anak itu sekolah ya di sekolah yang di dekat rumahnya, semacam ada kebijakannya, jadi bukan karena si sekolah ini favorit atau apa memilihnya, karena public school ya sama bagusnya, so gak ada anak yang sekolah jauh-jauh, walaupu pake school bus tetep aja itungannya deket, dan sekolahnya pun gratis...kapan Indonesia begini???
Next plan, ngajar tari Saman, pada kesusahan gak yaaaaa?
Well, that's a bit of my school life in Mornington Secondary School.
No comments:
Post a Comment